BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Layout pabrik adalah tata letak atau tata ruang.
Artinya, cara penempatan fasilitas – fasilitas yang digunakan di dalam pabrik.
Misalnya: mesin – mesin, alat - alat
produksi, alat pengangkutan barang, tempat pembuangan sampah, kamar kecil, jam,
dan alat – alat pengawasan.
B. TUJUAN DAN KEGUNAAN
Tujuan pengaturan layout adalah:
1.
Memaksimumkan
pemanfaatan peralatan pabrik
2.
Meminimumkan
kebutuhan tenaga kerja
3.
Mengusahakan
aliran bahan dan produk itu lancar
4.
Meminimumkan
hambatan pada kesehatan
5.
Meminimumkan
usaha membawa bahan
6.
Memaksimumkan
pemanfaatan ruang yang tersedia
7.
Memaksimumkan
keluwesan menghindari hambatan operasi dan tempat yang terlalu padat
8.
Memberikan
kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan dengan menempatkan mesin dan proses
secara benar
9.
Memaksimumkan
hasil produksi
10. Meminimumkan kebutuhan akan pengawasan dan
pengendalian dengan menempatkan mesin, lorong atau gang, dan fasilitas
penunjang agar diperoleh komunikasi mudah dan siap
Adapun kegunaan layout adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan
jumlah produksi
2.
Mengurangi waktu
tunggu
3.
Mengurangi
proses pemindahan bahan
4.
Penghematan
penggunaan ruangan
5.
Efisiensi
penggunaan fasilitas
6.
Mempersingkat
waktu proses
7.
Meningkatkan
kepuasan dan keselamatan kerja
8.
Mengurangi
kesimpangsiuran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MACAM – MACAM LAYOUT
1.
Layout Garis
Atau Produk
Yaitu
pengaturan letak mesin – mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas urut –
urutan proses produksi dalam membuat suatu barang. Barang yang dikerjakan
setiap hari selalu sama dan arus barang yang dikerjkakan setiap hari selalu
sama, seolah – olah menyerupai garis ( meskipun tidak selalu garis lurus).
a.
Sifat - sifat
layout garis
1.
Macam produk
yang dihasilkan sedikit dan jumlah setiap macam banyak
2.
Tenaga kerja
yang diperlukan adalah tenaga khusus, yang sesuai dengan kebutuhan mesin yang
dilayani
3.
Kualitas barang
hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin daripada keahlian karyawan.
4.
Memiliki
keseimbangan kapasitas mesin, artinya kapasitas mesin satu dengan yang lainya
harus sama
b.
Kebaikan –
kebaikan layout garis
1.
Biaya produksi
lebih murah
2.
Pengawasan lebih
mudah
3.
Pengangkutan
barang didalam pabrik lebih mudah
c.
Kelemahan –
kelemahan layout garis
1.
Apabila terjadi
kemacetan terhadap salah satu mesin, mesin akan menyebabkan kemacetan seluruh
kegiatan pabrik
2.
Nilai investasi
mahal ,karena mesin yang digunakan banyakn sekali dan biasanya menggunakan
mesin khusus
3.
Kurang fleksibel
karena suatu layout hanya dapat membuat satu macam barang saja.
2.
Layout
fungsional atau proses
Yaitu pengaturan letak fasilitas produksi di dalam
pabrik yang didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas
produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang memiliki kegunaan yang sama
dikelompokan dan diletakakan pada ruang yang sama. Layout ini biasanya untuk
membuat barang yang bermacam – macam
a.
Sifat – sifat
layout fungsional
a.
Macam barang
yang dibuat banyak, selalu berubah – ubah dan jumlah yang dibuat setiap macam
sedikit.
b.
Mesin yan
digunakan biasanya bersifat serbaguna
c.
Routing atau
penentuan urut – urutan proses pembuatan barang biasanya selalu berubah ubah.
d.
Keahlian tenaga
kerja yang mengerjakan biasanya bersifat fleksibel
e.
Banyak
memerlukan instruksi kerja, serta instruksi kerja harus jelas.
f.
Kualitas barang
hasil produkai sangat tergantung pada keahlian karyawan yang mengerjakan.
b.
Kebaikan
kebaikan layout fungsional
a.
Fleksibel dapat
digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang
b.
Investasi pada
mesin – mesin dan pada fasilitas produksi yuang lain lebih murah daripada
layout garis.
c.
Kelemahan –
kelemahan layout fungsional
a.
Biaya produksi
setiap barang lebih mahal
b.
Pekerjaan
perencanaan dan pengawasan produksai lebih sering digunakan
c.
Pengangkutan
barang di pabrik lebih sulit dan simpang siur
d.
Tidak terjadi
keseimbangan kerja setiap mesin
3.
Layout kelompok
Suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik
berdasarkan atas kelompok barang yang dikerjakan.
a.
Sifat – sifat
layout kelompok
o Barang hasil produksi dapat dikelompokkan dalam
nbeberapa macam kelompok yanhg memiliki garios besar urutan proses yang sama.
o Mesin yang digunakan bersifat fleksibel
o Memerlukan karyawan yang keahlianya fleksibel
b.
Kebaikan –
kebaikan layout kelompok
o Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan
beberapa macam barang
o Meskipun barang yang dikerjakan bermacam – macam arus
barang tidak simpang siur
o Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk,
biaya produksi dapat lebih murah dibandingkan layout fungsional.
c.
Kelemahan –
kelemahan layout kelompok
o Untuk dapat menggunakan layout semacam ini maka
kelompok produk yang memiliki kesamaan tingkat proses harus jelas.
o Instruksi kerja harus jelas
o Memerlukan pengawasan yang cermat
4.
Layout dengan
posisi tetap
Layout dengan posisi tetap sering disebut dengan
layout by fixed materials position atau fixed layout yaitu pengaturan fasilitas
produksi dalam membuat barang dengan letak barang yanhg tetap atau tidak
dipindah – pindah. Mesin, karyawan, serta fasilitas produksai yang lain
berpindah – pindah mengelilingi barang yang dikerjakan sesuai kebutuhan.
Sebagai contoh: layout pembuatan jembatan, layout pembangunan gedung, layout pembuatan
jalan dan layout penghijauan
a.
Sifat – sifat
layout dengan posisi tetap
1.
Barang yang
dikerjakan biasanya berat dan tidak mungkin dipindah – pindah
2.
Volume pekerjaan
biasanya besar
3.
Biasanya
pekerjaan berupa proyek yang harus selesai pada waktu yang telah ditentukan
4.
Fasilitas
produksi yang digunakan biasanya mudah dipindah – pindah
5.
Komponen produk
atau bagian produk yang tidak mungkin dikerjakan dilokasi biasanya dikerjakan
di dalam pabrik atau di tempat lain
b.
Kebaikan –
kebaikan layout dengan posisi tetap
1.
Fleksibel dapat
ditetapkan pada setiap[ pekerjaan yang berbeda – beda
2.
Dapat diletakkan
dimana saja sesuai kebutuhan
3.
Tidak memerlukan
banguna pabrik
c.
Kelemahan layout
dengan posisi tetap
1.
Tidak ada
standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan layoutnya
2.
Kegiatan
pengawasan harus sering dilakukan dan relatif sulit
3.
Biasanya
keamanan barang – barang di sekitar pembuatan barang harus dijaga dengan baik
karena rawan pencurian.
5.
Layout bentuk U
Hakekat
layout bantuk U adalah pintu masuk dan keluar bahan baku dan produk akhir
berada pada posisi yang Sama. Keuntungan terbesar dan terpenting dari tata
letak seperti ini adalah fleksibelitas untuk menambah atau mengurangi jumlah
pekerja yang diperlukan bila harus menyesuaikan dengan perubahan jumlah
produksi atau perubahan permintaan. Hal ini dapat di capai dengan menambah atau
mengurangi jumlah pekerja pada daerah sebelah dalam, dari tempat kerja
berbentuk U.
6.
Layout gabungan
garis dan proses
Penggabungan
ini dilakukan dengan cara menempatkan mesin – mesin dalam masing - masing
departemen menurut type mesin yang sama atau menurut prinsip pengaturan
bardasarkan proses. Sedangkan pengaturan masing – masing departemen didasarkan
urutan operasi atau pengerjaan dari produk yang akan dibuat atau menurut
prinsip pengaturan berdasarkan produk. Penggabungan kedua type ini mencoba
untuk mengeliminir segala kelemahan yang terdapat pada layout proses
maupunlayout produk.
7.
Layout gabungan
garis dan bentuk U
Untuk
mengatasi angka pecahan dalam jumlah pekerja, seperti dalam contoh layout
garis, dapat ditempuh dengan menggabungkan beberapa lini bentuk U menjadi satu
bentuk lini terpadu. Dengan cara penggabungan seperti ini, alokasi operasi
diantara pekerja sebagai respon terhadap variasi jumlah produksi dapat di
capai.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Layout pabrik adalah tata letak atau tata ruang.
Artinya, cara penempatan fasilitas – fasilitas yang digunakan di dalam pabrik.
Karena terdapat banyak macam – macam layout dimana masing – masing layout
memiliki sifat, kelebihan, dan kelemahan masing – masing yang berbeda satu sama
lain, maka perusahaan harus teliti dalam memilih jenis layout yang akan
digunakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Subagyo,
Pangestu. (2000). Manajemen Operasi. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.
2.
Reksohadiprodjo,
Sukanto dan Indriyo Giosudarmo. (1986). Manajemen
Produksi. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.
3.
Handoko, T Hani.
(1984). Dasar – dasar Manajemen Produksi
Dan Operasi. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.
4.
Yamit, Zulian.
Edisi ke dua. Manajemen Produksi Dan
Operasi. Yogyakarta: Ekonisia